Powered By Blogger

Sabtu, 19 Oktober 2013

Tahap Proses Bersalin

Proses bersalin terdiri dari 4 tahap. Selama tahap 1, kontraksi akan membuat serviks melebar untuk persiapan jalan lahir bayi hingga dilasi 10 cm (bukaan 10). Tahap pertama ini terdiri dari 3 fase, yaitu awal, aktif, dan transisi. Sebagian besar wanita pada fase awal, yaitu ketika dilasi 1 cm hingga 3 cm, merupakan fase terlama, kemudian proses bersalin (labor) akan menjadi jauh lebih cepat ketika bukaan telah mencapai 5 cm. Fase transisi menandai akhir dari tahap 1 dan masuk ke tahap 2. Begitu ibu sudah mencapai bukaan 10 dan effaced secara penuh, masuk ke tahap 2 yaitu proses mendorong bayi. Tahap 3 yaitu pengeluaran plasenta: dalam waktu 30 menit sejak bayi lahir, plasenta akan terlepas dari dinding rahim dan mengalir keluar.

Tahap 4 dari proses bersalin terjadi hingga beberapa jam setelah kelahiran, yaitu ketika ibu dan bayi memasuki masa stabil. Saat ini plasenta terus keluar hingga rahim mulai kembali ke posisi sebelum hamil. Perawat akan secara teratur memeriksa rahim ibu memastikan rahim mengecil.

Berikut penjelasan untuk masing-masing tahap bersalin agar ibu dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan ketika telah tiba waktunya:

Tahap 1
Awal: Bukaan (dilasi) serviks: 1 cm hingga 3 cm
Saran untuk ibu:
  • Banyak bergerak
  • Jalan
  • Sering berganti posisi
  • Posisi badan tegak lurus
  • Usahakan agar perut ibu tetap terisi
  • Sering minum air putih
Saran untuk partner atau suami
  • Membantu menghitung kontraksi
  • Memastikan tas dan perlengkapan untuk ke rumah sakit sudah siap
  • Menenangkan ibu agar lebih rileks
  • Menelpon rumah sakit atau bidan, tapi tetap bersiap jika ibu dibutuhkan untuk bicara langsung

Aktif: Bukaan (dilasi) 4 cm hingga 8 cm
Saran untuk ibu:
  • Segera berangkat ke rumah sakit
  • Mulai menerapkan teknik pernafasan
  • Praktekkan teknik relaksasi
  • Gunakan bola untuk melahirkan
  • Duduk di kursi goyang
  • Berjalan
  • Sering berganti posisi
  • Mandi atau berendam dengan air hangat
  • Minum sedikit-sedikit
  • Ibu dapat melakukan gerakan squat, atau menari pelan pada fase ini
Saran untuk suami atau partner:
  • Membantu ibu baik secara fisik maupun emosi
  • Berikan pijatan
  • Kurangi gangguan di sekitar ibu (misal telepon genggam atau TV)
  • Berikan ibu dukungan dan bantu untuk meyakinkan 
Transisi: Bukaan (dilasi 8cm hingga 10cm)
Saran untuk ibu:
  • Istirahat di antara kontraksi
  • Gunakan es batu untuk mengurangi sakit kontraksi
  • Ingat bahwa fase transisi akan berlalu dengan cepat
Saran untuk suami atau partner:
  • Bantu ibu untuk fokus
  • Bantu ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman
  • Beri dukungan
Fase transisi umumnya merupakan fase yang paling berat, namun juga paling cepat. Sakit yang dirasakan ibu bisa membuat badan ibu bergetar, namun ingat bahwa fase ini akan berlangsung dengan sangat cepat. Fokus pada bayi yang akan segera ibu peluk. Sering bergerak akan membantu ibu untuk mengatasi rasa sakit pada waktu-waktu ini, dan membantu melebarkan jalan lahir ibu.

Berikut macam-macam posisi yang bisa ibu coba selama tahap 1:
berdiri dengan bantuan kursi

Berdiri memegang perut bawah

duduk diatas bola melahirkan

duduk tegak

jongkok

posisi merangkak

tidur menyamping

Tahap 2 (Melahirkan)

Tahap 2 atau biasa juga disebut tahap mendorong, dimulai ketika bukaan pelvis telah mencapai 10 cm, effaced secara penuh, dan posisi bayi telah menempel di jalur lahir. Kontraksi yang ibu rasakan pada tahap ini akan berbeda dengan sebelumnya. Ketika kontraksi dimulai, ibu akan merasakan keinginan yang kuat untuk mendorong, di antara kontraksi ibu akan merasa relatif lebih nyaman, karena pada tahap ini tubuh melepaskan hormon endorfin. Hormon endorfin akan membantu tubuh menjadi lebih rileks.

Posisi bayi pada pelvis sangat menentukan kapan ibu boleh mendorong pada fase ini. Merubah posisi menjadi lebih tegak dapat membuat keinginan mendorong lebih kuat. Jika ibu mengalami back labor dimana sakit kontraksi terasa pada punggung bagian bawah, usahakan berganti posisi seperti berbaring menyamping, posisi merangkak, atau berdiri. Percaya atau tidak, banyak ibu tiba-tiba menjadi bersemangat pada fase ini karena kelahiran bayi sudah sangat dekat.

Jika ibu menggunakan pengobatan anti sakit atau anestesi, ibu tidak akan merasakan keinginan untuk mendorong pada fase ini. Dokter, perawat atau bidan akan memberitahu kapan dan berapa lama ibu harus mendorong. Jangan khawatir, ibu akan mengetahui caranya dengan cepat pada saat itu.

Kelahiran sudah di depan mata ketika kepala bayi sudah 'crowns' yang artinya bagian puncak kepala sudah jauh melalui jalan lahir dan terus keluar seiring gerakan mendorong. Ibu akan merasakan rasa tersengat atau sensasi terbakar karena adanya peregangan otot di sekeliling kepala bayi. Namun hal ini tidak akan lama. Para petugas kesehatan akan meminta ibu untuk terus mendorong sambil menjaga perineum ibu hingga kepala bayi keluar, diikuti bahu, dan seluruh tubuhnya. Bayi biasanya akan diletakkan di dada ibu hingga proses kelahiran selesai. Tali pusat akan segera digunting baik oleh partner atau petugas kesehatan.

Untuk tindakan yang biasa dilakukan pada proses bersalin dapat dilihat di bagian pengobatan sakit selama bersalin dan intervensi medis selama bersalin

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar