Powered By Blogger

Rabu, 30 Oktober 2013

Sendawa, Cegukan dan Gumoh (spit up) pada Bayi

Sendawa

Bayi yang baru lahir cenderung akan gelisan dan rewel ketika mereka tidak sengaja menelan udara ketika menyusu. Meskipun hal ini terjadi baik pada baik yang menyusu langsung atau dari botol, namun pada bayi yang disusui dengan botol cenderung lebih sering terjadi. Ketika anda menemui hal ini, sebaiknya hentikan dulu pemberian susu daripada si kecil terus rewel. Bayi justru akan menelan semakin banyak udara jika menyusu diteruskan dalam keadaan gelisah, bahkan gumoh (spit up).

Strategi yang perlu ibu lakukan yaitu dengan sering membantu bayi bersendawa, meskipun ketika ia terlihat nyaman dan baik-baik saja. Jeda sejenak dan mengganti posisi bayi akan memperlambat dan mengurangi udara yang tertelan oleh bayi. Untuk bayi yang diberi susu menggunakan botol, bantu ia untuk sendawa setelah pemberian susu sekitar 60-90 ml. Jika bayi menyusu dari ibu, bantu sendawa ketika bayi pindah sisi payudara. Beberapa bayi yang menyusu dari ibu tertelan sangat sedikit udara sehingga tidak perlu sering dibantu untuk bersendawa.

Cara membantu bayi sendawa:
  • Pegang bayi dalam posisi tegak menghadap badan ibu, dengan kepala berada di bahu ibu sehingga kepala dan punggung bayi tersangga baik. Kemudian tepuk lembut punggungnya dengan tangan ibu yang lain.
Sendawa Bayi berdiri
  • Dudukkan bayi diatas pangkuan ibu, sangga dada dan kepala bayi dengan tangan ibu sementara tangan ibu yang lain menepuk-nepuk lembut punggung bayi. Bisa juga dengan memutar-mutar tangan ibu di punggungnya.
Sendawa Bayi duduk
  • Telungkupkan bayi pada pangkuan ibu, sangga kepalanya sehingga berada dalam posisi lebih tinggi dari dadanya, lalu tepuk lembut atau putar-putar tangan ibu di punggungnya.
Sendawa Bayi Telungkup
Jika bayi masih belum bersendawa setelah beberapa menit, lanjutkan menyusui dan jangan khawatir. Setelah selesai coba lagi bantu sendawa dan tahan bayi dalam posisi tegak 10 hingga 15 menit untuk menghindari gumoh.

Cegukan

Kebanyakan bayi cegukan dari waktu ke waktu. Hal ini biasanya lebih mengganggu orangtua dibandingkan bayi sendiri. Jika bayi cegukan selama menyusu, ganti posisinya, bantu ia untuk bersendawa, atau bantu ia untuk lebih rileks. Tunggu hingga bayi berhenti cegukan jika ingin melanjutkan menyusui. Jika cegukan tidak berhenti dalam waktu 5 hingga 10 menit, coba untuk melanjutkan menyusui selama beberapa menit, ini biasanya akan menghentikan cegukan. Jika bayi sering cegukan, coba untuk menyusui bayi ketika ia dalam keadaan tenang dan sebelum bayi terlalu lapar.

Gumoh (spitting up)

Gumoh merupakan suatu hal lain yang biasa terjadi pada bayi. Kadang gumoh merupakan pertanda bahwa bayi minum terlalu banyak lebih dari kapasitas perutnya. Kadang bayi gumoh ketika sendawa atau mengiler (drooling). Selain menyebabkan bayi menjadi terlihat berantakan, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Gumoh hampir tidak pernah menyebabkan bayi tersedak, batuk, gelisah ataupun sesuatu yang membahayakan bayi bahkan jika terjadi ketika ia tidur.

Beberapa bayi gumoh lebih sering dibanding bayi lain, namun kebanyakan akan berhenti ketika bayi sudah bisa duduk. Sebagian kecil bayi terus gumoh hingga ia mulai belajar berjalan atau berganti minum melalui cup (disapih).

Penting bagi ibu untuk bisa membedakan gumoh dan muntah. Tidak seperti halnya gumoh dimana bayi sendiri terlihat tidak menyadari, muntah memberikan suatu dorongan terhadap bayi dan biasanya menyebabkan bayi menjadi stress dan gelisah. Muntah biasanya terjadi setelah sesi menyusui dan yang dikeluarkan lebih banyak dari gumoh. Jika bayi biasa muntah (sekali atau lebih setiap hari), atau jika ibu menemukan adanya darah atau warna hijau terang pada muntah bayi, segera hubungi dokter anak.

Beberapa langkah berikut dapat membantu ibu mengurangi frekuensi gumoh bayi:
  • Ciptakan suasana tenang, hening dan menyenangkan dalam setiap sesi menyusui bayi.
  • Hindari interupsi, suara ribut tiba-tiba, cahaya terang, dan gangguan lainnya selama menyusui bayi
  • Bantu sendawa bayi yang disusui dengan botol minimal setiap 3 hingga 5 menit selama menyusu.
  • Hindari menyusu ketika bayi berada dalam posisi tiduran
  • Tahan bayi dalam posisi tegak selama 20 hingga 30 menit setiap setelah sesi menyusui
  • Jangan langsung bermain yang membuat bayi terlalu bersemangat segera setelah menyusui
  • Usahakan untuk menyusui bayi sebelum ia memberi tanda terlalu lapar
  • Jika bayi menyusu dari botol, pastika lubang pada dot tidak terlalu besar (yang membuat susu mengalir terlalu cepat) atau terlalu kecil (yang bisa membuat bayi frustasi sehingga dapat menelan lebih banyak udara). Dot dengan ukuran yang pas yaitu jika botol dibalikkan akan keluar beberapa tetes susu kemudian berhenti
  • Naikkan bagian kepala crib dengan blok (jangan gunakan bantal) dan tidurkan bayi dengan terlentang. Hal ini akan membantu kepala bayi berada dalam posisi lebih tinggi dari perutnya dan menghindari bayi dari tersedak apabila ia gumoh ketika tidur.
Sumber: American Academy of Pediatrics

Mengatasi Tangisan Bayi

Tangisan bayi dapat mengandung berbagai makna dan berbagai tujuan. Tangisan bayi dapat menjadi cara bagi bayi untuk meminta pertolongan ketika ia merasa lapar atau tidak nyaman.Tangisan membantu bayi keluar dari situasi yang ribut, penerangan yang tidak nyaman atau sensasi lain yang baginya terlalu intense. Hal ini dapat membantu bayi mengurasi ketegangannya.

Anda mungkin akan menyadari bahwa bayi memiliki periode rewel dalam satu hari, meskipun ia dalam kondisi yang tidak lapar, nyaman, atau tidak lelah. Tidak ada yang dapat anda lakukan yang dapat menenangkannya pada situasi tersebut. Namun setelah fase tersebut berlalu, biasanya bayi akan lelah dan tidak lama kemudian ia akan tidur lebih pulas dari sebelumnya. Tangisan semacam ini merupakan cara bayi untuk melepaskan kelebihan energi yang dimilikinya.

Berikan perhatian yang lebih cermat dalam mengetahui perbedaan tangisan bayi. Ibu akan segera dapat mengetahui kapan bayi perlu digendong, ditenangkan atau dihibur, atau kapan bayi lebih baik dibiarkan sendiri. Ibu bahkan akan bisa mengidentifikasi lebih spesifik kebutuhannya melalui tangisannya. Misalnya, tangisan ketika lapar biasanya lebih pendek dan terdengar rendah, kemudian terus meninggi dan pecah. Tangisan marah cenderung lebih bergejolak. Tangisan karena sakit atau stress biasanya datang secara tiba-tiba dan keras serta lebih panjang diiringi jeritan yang tinggi, kemudian diikuti oleh jeda yang panjang dan ratapan yang datar. Tangisan yang berarti bayi ingin sendiri biasanya mirip dengan tangisan ketika ia lapar. Tidak akan lama bagi seorang ibu untuk mengenali arti tangisan bayinya.

Kadang beberapa tangisan dapat berarti satu hal (overlap). Contohnya bayi yang baru bangun biasanya cenderung lapar. Jika ibu tidak memberikan respon cepat, tangisan bayi dapat menjadi seperti tangisan marah. Ibu akan mendengar perbedaannya. Seiring bertambah usia bayi, tangisannya akan semakin kencang dan kuat serta lebih terdengar mendesak (ngotot). Selain itu jenis tangisan bayi juga semakin beragam sesuai dengan semakin banyak kebutuhan yang ingin disampaikannya.

Cara terbaik mengatasi tangisan bayi adalah dengan memberikan respon segera ketika ia menangis dalam bulan-bulan pertamanya. Ibu tidak akan membuat bayi manja dengan memberikan ia perhatian penuh. Bayi kecil yang nyaman keinginannya terpenuhi, cenderung menangis lebih sedikit.

Ketika memberikan respon terhadap tangisan bayi, coba mulai dengan memberikan kebutuhan pokoknya terlebih dahulu, yaitu bayi lapar, kedinginan, diaper atau popoknya basah. Hangatkan bayi, ganti popoknya dan beri ia susu. Jika terdapat jeritan pada tangisan bayi, mungkin bajunya atau ada hal lain yang membuatnya tidak nyaman. Mungkin ada rambut yang melingkar di jari kakinya. Jika bayi sudah hangat, kering dan cukup susu, coba cara-cara berikut untuk menenangkannya:
  • Ayunan menggunakan badan ibu atau kursi goyang sambil memeluk bayi
  • Belai lembut kepalanya atau tepuk lembut punggung atau dadanya
  • Bungkus atau bedong bayi (swaddle) menggunakan selimut
  • Dengarkan nyanyian atau bicara padanya dengan lembut
  • Putar lagu yang lembut
  • Ajak keluar rumah, berjalan dengan bayi dalam pelukan atau stroller atau carriage
  • Ajak jalan-jalan dengan mobil
  • Berikan suara-suara yang berirama atau getaran seperti yang tersedia pada bouncy seat
  • Burping (buat ia bersendawa) untuk melepaskan gas yang masih di dalam perutnya. Lihat disini mengenai sendawa pada bayi
  • Berikan mandi air hangat (beberapa bayi menyukai)
Kadang, jika semua usaha tidak dapat menenangkan tangisannya, pendekatan terbaik adalah cukup dengan meninggalkan bayi sendiri (namun tetap dimonitor). Banyak bayi yang tidak bisa tidur tanpa menangis terlebih dahulu, dan akan segera tertidur begitu ditinggalkan saat menangis. Tangisan bayi tidak akan lama apabila ia benar-benar dalam keadaan lelah. Jika bayi tidak juga tenang apapun yang ibu lakukan, mungkin ia sakit. Cek temperaturnya. Jika diukur secara rectal suhunya melebihi 100.4 derjat fahrenheit atau 38 derja celsius, ia mungkin mengalami infeksi. Segera hubungi dokter anak (pediatrist).

Semakin tenang ibu dalam menghadapi tangisan bayi, semakin mudah untuk menenangkan tangisannya. Bahkan bayi yang masih sangat kecil akan sensitif terhadap ketegangan di sekitarnya dan bereaksi dengan menangis. Mendengar tangisan bayi terkadang terasa mengganggu, namun jangan sampai rasa frustasi ibu menjadi kemarahan atau panik karena hanya akan membuat bayi menangis lebih kencang. Jika ibu merasa mulai tidak bisa menahan situasi tersebut, cari bantuan dari anggota keluarga lain atau teman. Hal ini tidak hanya akan membuat ibu lebih tenang, kadang wajah baru dapat menenangkan bayi ketika setiap trik yang ibu terapkan tidak dapat menenangkannya.

Seberapapun tidak sabar ibu menghadapi bayi, jangan sampai menggoncangkan kepalanya. Bayi dapat mengalami kebutaan karena goncangan, kerusakan otak bahkan kematian.

Diluar semua itu, jangan sampai tangisan bayi membuat ibu merasa menjadi orang tua yang buruk atau berpikir bayi tidak menyukai ibu. Semua bayi menangis, sering tanpa alasan yang jelas. Bayi yang baru lahir menangis 1 hingga 4 jam rata-rata dalam sehari. Hal ini sebagai bentuk penyesuaiannya terhadap lingkungan baru diluar rahim ibu.

Tidak ada ibu yang selalu dapat menenangkan bayinya setiap ia menangis, jadi jangan berharap ibu akan menjadi seorang yang penuh keajaiban dapat selalu menenangkannya. Jadi, lakukan pendekatan yang realistis, minta bantuan, istirahat yang cukup, dan nikmati segala momen menakjubkan dengan bayi ibu.

Untuk perawatan dasar bayi seperti mengganti diaper (popok), membersihkan atau memandikan bayi dapat dilihat di sini .

Sumber : American Academy of Pediatrics














Selasa, 29 Oktober 2013

Jika Bayi Prematur

Di Amerika, kelahiran prematur terjadi sekitar 11 hingga 13 persen, dimana hampir 60 persen adalah bayi kembar. Bayi dikatakan prematur (preterm) apabila lahir sebelum kandungan berusia 37 minggu. Kategori prematur lainnya yaitu late preterm (34-36 minggu), moderately preterm (32-36 minggu), dan sangat prematur atau very preterm (kurang dari 32 minggu).

Penting ibu ketahui bahwa kelahiran preterm harus dihindari bahkan late preterm, yang bertujuan untuk kenyamanan ibu atau petugas kesehatan (obstetrician). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi prematur pada late preterm menghadapi risiko yang lebih besar. Segala upaya perlu dilakukan agar bayi dilahirkan setelah tiba waktunya.

Jika bayi dilahirkan prematur, penampilannya tidak akan seperti bayi yang dilahirkan pada waktu atau term normal (full term). Berat bayi yang dilahirkan secara full term adalah sekitar 7 pound atau 3.17 kg, sementara bayi prematur adalah sekitar 5 pound atau 2.26 kg atau bahkan lebih kecil. Namun dengan bantuan medis, bayi yang lahir setelah 28 minggu kehamilan dengan berat diatas 2 pound 3 ons (1 kg) sudah dapat dilahirkan dan dapat bertahan hidup. 8 dari 10 bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan 30 minggu mengalami lebih sedikit problem masalah kesehatan dan pertumbuhan, sementara bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 28 minggu memiliki lebih banyak komplikasi dan membutuhkan perawatan intensif dan dukungan di ruang perawatan intensif NICU (Neonatal Intensive Care Unit).

Semakin dini bayi lahir, semakin kecil ukuran dan beratnya, dan semakin besar ukuran kepalanya terlihat dibandingkan anggota tubuh lainnya (kurang proporsional). Selain itu bayi juga akan memiliki jumlah lemak yang lebih sedikit. Dengan sedikitnya kandungan lemak yang dimiliki bayi, kulit bayi akan terlihat lebih tipis dan lebih transparan, sehingga pembuluh darah bayi jelas terlihat. Bayi juga memiliki rambut-rambut di punggung dan bahunya (lanugo), penampilannya akan terlihat lebih ringkih dan tidak bulat seperti bayi full term. Bayi prematur bisa jadi tidak memiliki lapisan pelindung kulit yang berwarna keputihan pada saat ia lahir karena lapisan tersebut diproduksi pada masa kehamilan minggu-minggu terakhir. Jangan khawatir, secara perlahan bayi nantinya akan terlihat seperti bayi normal.

Oleh karena bayi tidak memiliki lapisan lemak pelindung, bayi prematur akan cepat merasa kedinginan pada suhu ruang normal. Oleh karena itu begitu bayi lahir, ia akan langsung dibawa dan ditempatkan di inkubator yang dilengkapi peralatan pemanas khusus dan dibawa ke NICU (Neonatal Intensive Care Unit).

Bayi prematur juga akan mengeluarkan suara tangisan yang lemah, memiliki problem pada pernafasan karena sistem pernafasannya belum matang. Jika bayi lahir 2 bulan lebih cepat maka kemungkinan ia akan mengalami problem pernafasan berat dan kesehatan yang serius. Untuk itu biasanya dokter akan melakukan observasi terus-menerus mengamati pernafasan dan detak jantungnya menggunakan suatu alat monitor (cardio-respiratory). Jika membutuhkan bantuan pernafasan, bayi diberikan alat ventilator, atau teknik bantuan pernafasan lain yang disebut CPAP (continued positive air-way pressure). Dengan berbagai tindakan tersebut, ibu tentunya memiliki kesempatan minimal untuk bersama bayi.

Beberapa ibu sesuai dengan kondisinya masih dapat bersama bayinya, melakukan kangaroo care, kontak skin-to-skin, atau bahkan menyusui. Air susu ibu sungguh diperlukan untuk perlindungan (imunitas bayi). Jika bayi prematur mengalami kesulitan menyusui secara langsung, ibu dapat memompa air susu. Pentingnya air susu ibu (ASI) dapat dibaca di sini.

Ibu dengan bayi prematur juga biasanya akan diminta pulang sebelum bayi diperbolehkan pulang. Hal ini akan menjadi suatu tantangan tersendiri untuk orangtua, namun ingat bahwa bayi anda di tangan ahlinya. Ibu dapat menggunakan waktu sementara untuk mendapatkan istirahat lebih setelah persalinan, dan menyiapkan rumah serta anggota keluarga sebelum bayi bisa dibawa pulang. Anda dapat mempelajari buku-buku dan berbagai sumber lain mengenai cara merawat bayi prematur.

Isu Kesehatan pada Bayi Prematur

Bayi prematur memiliki tingkat risiko kelainan seperti cerebral palsy (kelumpuhan otak), bahkan kematian. Selain itu berikut beberapa masalah umum yang terjadi pada bayi prematur:
  • Sindrom stress pernafasan (Distreee Respiratory Syndrome), merupakan problem pernafasan karena belum matangnya sistem pernafasan bayi.
  • Bronchopulmonary Dysplasia atau penyakit paru-paru kronis, merupakan term yang digunakan untuk bayi yang membutuhkan bantuan oksigen selama beberapa minggu bahkan bulan.
  • Apnea, merupakan berhenti bernafas sementara (lebih dari 15 detik). Hal ini diasosiasikan dengan adanya penurunan detak jantung yang disebut bradycardia. Penurunan kadar oksigen diukur melalui prosedur yang disebut pulse oximetry (desaturation). Kebanyakan bayi akan pulang setelah gangguan ini berhasil ditangani.
  • Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan penyakit mata dimana retina bayi belum berkembang atau terbentuk secara penuh. Kebanyakan kasus teratasi tanpa tindakan, meskipun beberapa kasus serius membutuhkan tindakan seperti operasi laser. Bayi akan diperiksa oleh pediatric opthalmologist atau dokter spesialis retina untuk didiagnosa.
  • Jaundice, terjadi ketika suatu zat kimia yang disebut bilirubin terbentuk dalam darah bayi. Sebagai akibatnya, kulit bayi akan berwarna kekuningan. Jaundice dapat terjadi pada bayi dengan warna kulit dan dari ras apa saja. Penanganan jaundice yaitu dengan menempatkan bayi tanpa menggunakan pakaian di bawah lampu dengan sinar khusus (mata bayi ditutup).
  • Kondisi lainnya kadang terlihat pada bayi prematur seperti anemia of prematurity (anemia prematur) dimana jumlah sel darah merah sangat rendah dan heart murmurs.
Sumber: American Academy of Pediatrics


Apgar Score

Begitu bayi lahir, perawat atau petugas kesehatan yang membantu kelahiran akan mengatur timer selama 1 menit dan berikutnya selama 5 menit. Perawat atau petugas kesehatan saat itu sedang melakukan tes pertama terhadap bayi yang biasa disebut Apgar.

Sistem skoring ini (yang namanya diambil dari penemunya yaitu Virginia Apgar) membantu physician mengestimasi kondisi umum bayi pada saat lahir. Tes terdiri dari pengukuran detak jantung, pernafasan, fungsi otot, respon refleks dan warna. Tes ini tidak dapat memprediksi seberapa sehat bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya, atau sebagai indikasi potensi kecerdasan dan mental bayi. Namun tes ini dapat memberitahukan petugas bayi memberikan respon lebih lambat dari normal dan akan membutuhkan bantuan dalam beradaptasi dengan dunia barunya diluar rahim ibu.

Penilaian terdiri dari 5 kategori, masing-masing akan diberi nilai 2 poin jika memenuhi, kemudian seluruh skor akan dijumlahkan. Misalnya, detak jantung bayi lebih dari 100, menangis dengan keras, bergerak dengan aktif, meringis atau terbatuk jika diberi semprotan, tapi berwarna biru, maka apgar score bayi adalah 8. 2 poin hilang karena bayi berwarna biru, bukan pink. Kebanyakan bayi akan memiliki skor diatas 7. Oleh karena tangan dan kaki bayi tetap biru hingga bayi menjadi hangat, sedikit bayi yang memiliki skor sempurna 10.

Jika bayi anda memiliki skor diantara 5 dan 7 pada menit pertama, bayi mungkin memiliki problem selama kelahiran yang menurunkan kadar oksigen dalam darahnya. Dalam kasus ini, petugas mungkin akan segera mengeringkan bayi dengan handuk sementara oksigen diberikan dibawah hidungnya. Hal ini akan membantu bayi bernafas dengan dalam dan membantu meningkatkan suplai oksigennya sehingga Apgar score bayi pada waktu 5 menit akan menjadi 8-10.

Persentase bayi lahir dengan Apgar score dibawah 5 terbilang kecil. Misalnya bayi yang lahir prematur atau lahir dengan emergensi melalui operasi Caesar. Skor tersebut menandakan kesulitan yang dialami bayi selama persalinan atau problem pada jantung dan sistem pernafasannya.

Jika bayi anda memiliki Apgar score yang sangat rendah, petugas akan memasangkan suatu masker pada hidungnya untuk memompakan oksigen langsung ke paru-paru bayi. Jika ia belum bernafas dalam beberapa menit, suatu tabung akan ditempatkan pada batang tenggorokan atau pipa saluran udaranya, cairan dan obat-obatan mungkin akan diberikan melalui salah satu pembuluh darah pada tali pusatnya untuk meningkatkan detak jantungnya. Apabila Apgar score bayi masih rendah setelah tindakan-tindakan tersebut, ia akan dibawa ke ruang khusus untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.



Score
0
1
2
Detak Jantung
Tidak ada
Lebih rendah dari 100/menit
Lebih dari 100/menit
Pernafasan
Tidak ada
Lambat, tidak teratur, suara tangisan lemah
Bagus, Tangisan kencang
Fungsi otot
Lemah
Beberapa menunjukkan pergerakan di tangan dan kaki
Pergerakan aktif
Refleks*
Tidak ada
Meringis
Meringis dan batuk atau bersin
Warna
Biru atau pucat
Badan pink, tangan dan kaki biru
Seluruh tubuh pink


* Refleks diuji dengan menggunakan kateter atau syringe (alat semprot/hisap) di hidung bayi untuk mendapatkan respon bayi

Untuk pengetahuan apabila bayi anda prematur dapat dilihat di sini

Sumber: American Academy of Pediatrics


Persiapan Perlengkapan Dasar Bayi

Memilih Pakaian Bayi (Layette)
Mendekati HPL (Hari Perkiraan Lahir) atau due date, ibu perlu menyiapkan pakaian bayi, terdiri dari baju dan aksesoris yang dibutuhkan bayi pada hari-hari pertama sejak kelahirannya. Ibu disarankan untuk menyiapkan perangkat berikut:
  • 3 atau 4 set piyama (menutupi hingga telapak kaki)
  • 6 hingga 8 T-shirt
  • 3 kantung tidur 
  • 2 sweater
  • 2 tutup kepala (topi)
  • 4 pasang kaus kaki
  • 4 hingga 6 selimut swaddle (bedong)
  • 1 set lap mandi dan handuk (sebaiknya handuk dengan hoodie)
  • 3-4 lusin popok (diaper) newborn
  • 3 hingga 4 T-shirt dengan kancing diantara kaki (onesie)
Panduan memilih pakaian bayi newborn
  • Beli ukuran besar. Kecuali jika bayi ibu prematur atau sangat kecil, bayi akan tumbuh sangat cepat, sehingga ukuran 'newborn' akan terasa sempit dalam beberapa hari. Bahkan ada bayi baru lahir (newborn) yang tidak muat memakai pakaian ukuran newborn. Ibu bisa menyiapkan beberapa saja ukuran newborn, selebihnya siapkan ukuran yang lebih besar.
  • Untuk menghindari kecelakaan dari bahan kain yang mudah terbakar, gunakan bahan yang tidak mudah terbakar (flame-retardant). Pastikan pada label baju terdapat tulisan flame-retardant.Pakaian harus dicuci menggunakan deterjen, bukan sabun, karena sabun dapat menghilangkan flame retardant. Cek label dan informasi produk untuk mengetahui jenis deterjen yang bisa digunakan.
  • Pastikan bagian selangkangan mudah dibuka untuk memudahkan penggantian popok
  • Hindari pakaian yang ketat di area leher, lengan atau kaki, memiliki tali atau kawat. Pakaian semacam ini bukan hanya tidak aman, namun juga tidak nyaman untuk bayi.
  • Periksa cara pencucian. Pakaian untuk anak-anak segala usia harus dapat dicuci (washable) dan tidak membutuhkan sedikit setrika
  • Jangan memakaikan sepatu pada bayi yang baru lahir. Sepatu belum dibutuhkan hingga si kecil mampu berjalan. Pemakaian sepatu terlalu dini dapat menghambat pertumbuhan kaki bayi. Hal yang sama juga bisa terjadi terhadap kaus kaki yang kekecilan dan dipakai terlalu lama.
Furnitur dan Peralatan untuk Bayi
Anda mungkin akan bingung menghadapi begitu banyak pilihan perlengkapan bayi yang tersedia. Beberapa peralatan penting untuk disiapkan, namun banyak yang sebenarnya tidak anda butuhkan. Berikut perangkat dasar yang perlu disiapkan:

Cribs (tempat tidur bayi)
Jika crib yang digunakan diproduksi setelah tahun 1985, seharusnya sudah memenuhi standar keselamatan. Gunakan yang sudah memiliki sertifikasi  Juvenile Product Manufacturers Association (JIPMA). Jika anda memutuskan menggunakan crib yang lebih lama, pastikan jarak antara jeruji tidak lebih dari 6 cm, tidak ada sudut runcing dan bagian yang tajam. Selain itu, anda harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Jika anda menggunakan kasur atau matras baru, lepaskan seluruh plastik pembungkus. Pastikan cover matras membungkus matras dengan rapat. 
  • Jika bayi sudah mampu duduk sendiri, rendahkan matras crib sehingga ia tidak dapat memanjat crib dan keluar. Begitu bayi sudah mulai belajar berjalan, turunkan crib hingga paling bawah (biasanya usia 6-9 bulan). Pindahkan tempat tidur anak ketika ia sudah mencapai tinggi 88.9 cm atau jika tinggi rel sudah setinggi bawah dadanya ketika berdiri.
  • Ketika crib direndahkan, bagian atas sisi rel setidaknya harus 10.16 cm diatas matras. Pastikan selot atau grendel pengunci  terpasang kokoh sehingga tidak dapat diutak-atik anak.
  • Matrass harus pas dengan ukuran crib sehingga tidak ada celah antara sisi pinggir matras dan crib.
  • Lakukan pemeriksaan berkala tidak ada bagian yang tajam atau runcing pada crib
  • Jika menggunakan bumper, pastikan terpasang dengan erat di sekeliling crib. Lepaskan bumper begitu bayi mulai belajar berdiri.
  • Jangan tempatkan crib atau tempat tidur anak di sebelah jendela, jangan pasang pajangan atau lampu dan lain-lain diatas crib atau tempat tidur anak.
Alas tidur Crib
Flannel-backed, yaitu bahan water-proof yang lebih baik dari plastik atau bahan karet, serta sprei yang terpasang erat. Singkirkan semua bantal, quilt, dan segala benda-benda lain dari atas tempat tidur bayi.

Changing Table
Gunakan karpet atau alas yang empuk menghadap dinding, bukan jendela. Letakkan rak atau wadah untuk diaper, lap, handuk, dan segala perlengkapan ganti bayi di tempat yang mudah dijangkau dan sudah disiapkan sebelum sesi ganti dimulai.

Diaper Pail (Ember diaper)

Ember Mandi Bayi 
Pastikan area mandi sudah bersih sebelum bayi dimandikan. Selain itu pastikan suhu air keran tidak lebih dari 120 derajat Fahrenheit (48.9 derajat Celsius).


Seluruh area nursery (perawatan bayi) harus terjaga kebersihannya dan harus bersih dari debu. Seluruh permukaan termasuk jendela dan alas lantai harus dapat dicuci (washable). Jika udara di sekeliling bayi sangat kering, dianjurkan untuk menggunakan humidifier. Humidifier juga berguna untuk membantu jika hidung bayi tersumbat. Bersihkan humidifier secara rutin sesuai dengan instruksi pada label produk.

Peralatan tambahan yang mungkin berguna untuk nursery yaitu kursi goyang (glider atau rocking chair), dan alat pemutar musik. kursi goyang akan membantu memberikan efek menenangkan untuk bayi ketika bersama anda.

Jaga cahaya ruangan tidak terlalu terang dan gunakan lampu tidur pada malam hari. Lampu tidur memudahkan anda memonitor bayi sewaktu-waktu di malam hari.

Demikian panduan persiapan perlengkapan dasar bayi, untuk perawatan dasar bayi dapat dilihat di sini

Sumber: American Academy of Pediatrics


Kamis, 24 Oktober 2013

Intervensi Medis pada proses bersalin

Tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana kondisi ibu ketika melahirkan nanti. Setiap pengalaman melahirkan bersifat unik. Intervensi pada proses bersalin adalah suatu tindakan yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan untuk mencegah atau mengatasi situasi yang terjadi pada proses bersalin ibu. Untuk itu, penting bagi ibu untuk mengetahui jenis intervensi yang biasa ditawarkan oleh dokter atau bidan. Ibu dapat menanyakan intervensi apa yang secara rutin diberikan dan segala yang menjadi perhatian ibu. Berikut penjelasan beberapa intervensi selama bersalin diantaranya induksi, IV, fetal monitor, amniotomi (amniotomy) atau memecahkan ketuban , serta penggunaan forceps dan vacuum extractor.

Induksi dan ugmentasi persalinan

Induksi merupakan tindakan menstimulasi agar proses persalinan dapat segera dimulai. Persalinan ibu mungkin akan diinduksi karena beberapa alasan medis seperti pre-eklampsia atau diabetes, atau ibu tidak dapat melanjutkan kehamilan karena berisiko untuk ibu atau bayi atau keduanya. Selain itu, juga terdapat beberapa kondisi fetal yang membutuhkan tindakan induksi, seperti bayi tidak tumbuh dengan baik dalam rahim, plasenta yang tidak berfungsi secara efektif, atau situasi ketika kantung amniotic (ketuban) ibu pecah namun belum mengalami kontraksi dalam waktu 24 jam. Ibu juga mungkin membutuhkan induksi ketika due date atau hari perkiraan lahir (hpl) sudah lewat namun belum ada tanda-tanda rahim dan bayi siap untuk lahir. Di Amerika, sekitar 20 persen persalinan dibantu dengan induksi.

Induksi umumnya dilakukan dengan obat melalui intravenous yang disebut pitocin. Berdasarkan kondisi serviks (mulut rahim), petugas kesehatan akan langsung memberikan pitocin atau sebelumnya memberikan gel prostaglandin atau suppository (supositori) untuk melunakkan serviks. Induksi biasanya lebih sukses pada serviks yang telah dilunakkan terlebih dahulu.

Pitocin merupakan bentuk sintetis dari oxytocin, yaitu hirmon yang diproduksi tubuh untuk menstimulasi kontraksi rahim. Pemberian pitocin akan menimbulkan kontraksi yang berdekatan dan terasa lebih intens dari kontraksi natural. Oleh karena itu, kandungan ibu harus dimonitor menggunakan fetal monitoring secara terus-menerus untuk mengawasi keadaan bayi.

Jika petugas kesehatan menyarankan induksi, coba lakukan diskusi terlebih dahulu untuk mendapat penjelasan mengenai alasan dan risiko yang akan dihadapi ibu dan bayi. Beberapa risiko yang perlu ibu ketahui diantaranya induksi yang gagal, meningkatkan risiko operasi Caesar (terutama jika ini adalah kehamilan pertama dan serviks ibu masih belum siap), meningkat risiko stres pada bayi, serta hiperstimulasi pada rahim.

Amniotomy (Amniotomi)

Amniotomi merupakan tindakan untuk memecahkan ketuban, yaitu membuka selaput amnion dengan cara membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam amnion. Prosedur ini biasanya berjalan cepat, kantung amniotik dirobekkan dengan alat plastik yang dimasukkan melalui mulut rahim dan dicabut dengan cepat.

Ketuban pecah tidak selalu merupakan tanda-tanda awal persalinan.Pecah ketuban dapat terjadi kapan saja bahkan saat di akhir proses bersalin. Terdapat kondisi ketika air ketuban belum keluar sementara kepala bayi sudah mulai turun. Dalam hal ini, amniotomi diperlukan untuk mengosongkan kantung ketuban sehingga kepala bayi dapat lebih memberikan tekanan ke mulut rahim dan membantu bukaan. Tidak ada jaminan tindakan ini memberikan hasil sesuai yang diharapkan, namun memecahkan ketuban akan membantu menghindari intervensi selanjutnya. Bagaimanapun, jika amniotomi disarankan hanya karena ketuban sudah seharusnya pecah, sebaiknya ibu tunggu dulu.

Intravenous Fluid (IV)

IV merupakan singkatan dari Intravenous yang berarti di dalam vena (saluran darah). Jarum digunakan untuk menempatkan pipa plastik (kateter) ke saluran darah. Apakah ibu akan diberikan IV atau tidak tergantung kebijakan rumah sakit. Banyak rumah sakit secara rutin akan memberikan IV. Jika ibu tidak menginginkan IV, pastikan untuk menanyakan pada petugas kesehatan di rumah sakit tersebut sebelumnya. IV tidak hanya membantu menyediakan cairan, tapi juga sebagai persiapan jika terjadi emergensi selama proses bersalin, akses ke pembuluh darah ibu dapat segera dilakukan dengan cepat.

Monitor Fetal (Fetal Monitoring)

Detak jantung bayi selama persalinan merupakan indikator bagaimana toleransi bayi terhadap proses bersalin. Ketika detak jantung bayi terdengar normal, yaitu 120-160 beat per menit, artinya bayi mendapatkan cukup oksigen dari aliran darah ibu. Petugas kesehatan akan mengawasi adanya berbagai abnormal detak jantung bayi sebagai indikasi menurunnua asupan oksigen bayi.

Fetal monitoring elektronik merupakan peralatan ultrasound dengan sabuk yang melingkari perut ibu yang terkoneksi ke monitor untuk merekam detak jantung bayi serta kontraksi ibu.

Jika dibutuhkan informasi lebih detail terhadap detak jantung bayi, petugas kesehatan akan merekomendasikan untuk menempatkan suatu elektroda internal di kepala bayi.


Forcep dan Vacuum Extractor


Ada kalanya pada tahap mendorong bayi sudah begitu dekat dengan kelahiran, namun mengalami kendala untuk keluar dari vagina ibu. Hal ini bisa terjadi karena ibu sudah terlalu lelah untuk mendorong dan lainnya. Ada waktunya petugas kesehatan akan merekomendasikan untuk menggunakan instrumen seperti forceps atau vacuum extractor. Kedua instrumen tersebut jarang digunakan (kurang dari 5 persen kelahiran).

Risiko dari penggunaan vacuum extractor yaitu bayi dapat mengalami memar dan bengkak karena hisapan dari vacuum. Bengkak pada kepala bayi juga bisa merupakan akibat tekanan dari mulut rahim dan saluran lahir. Bengkak ini biasanya akan berkurang dalam waktu 2 hari.

Ada kasus ketika seorang ibu telah melewati waktu 3 jam untuk mendorong, sehingga diharuskan untuk menggunakan alat bantu. Forceps yaitu alat yang ditempatkan disekitar kepala bayi dan digunakan untuk menarik bayi keluar dari vagina ibu.Forceps merupakan pilihan yang tepat ketika operasi Caesar adalah satu-satunya pilihan lain. Sama seperti vacuum, forceps merupakan alat yang aman untuk persalinan, namun ibu perlu membicarakan ini dengan petugas kesehatan untuk mengetahui risikonya.

Episiotomy (Episiotomi)

Episiotomi merupakan tindakan menggunting perineum ibu untuk melebarkan vagina supaya memudahkan kelahiran. Beberapa episiotomi dilakukan untuk menghindari robekan yang lebih sulit untuk diperbaiki. Namun tindakan ini tidak rutin dilakukan, petugas akan menentukan kapan waktu yang tepat. Episiotomi juga mungkin dilakukan jika bayi hampir keluar, namun mengalami fetal distress. Gerakan mendorong ibu menyebabkan bayi mengalami kelelahan. Ada saatnya ketika bayi tidak dapat lagi menolerasi dorongan ibu, maka petugas kesehatan akan segera melakukan episiotomi untuk segera mengeluarkan bayi.

Tanyakan pada petugas kesehatan seberapa sering dilakukan episiotomi di rumah sakit tersebut dan alasan potensial dari tindakan tersebut. Jika ibu memilih perineum robek secara natural, yang dapat memberikan jahitan lebih sedikit atau bahkan lebih banyak, pastikan hal itu pada petugas kesehatan. Yakinkan diri ibu bahwa ibu tidak akan mengalami robekan, hal ini merupakan alasan yang bagus untuk menghindari episiotomi.

Setelah membaca ini, ibu mungkin akan merasa bahwa proses bersalin sebenarnya tidak ada yang normal. Namun bagaimanapun kebanyakan wanita yang sehat telah melahirkan dengan sukses tanpa intervensi medis.

Mengetahui prosedur-prosedur diatas penting untuk memberikan perasaan lebih siap pada ibu agar pada waktu proses bersalin ibu akan dapat mendiskusikan pilihan-pilihan yang ditawarkan petugas kesehatan secara lebih rasional. Ingat, selalu diskusikan dengan baik pilihan-pilihan dengan petugas kesehatan, jika perlu minta waktu untuk bicara secara pribadi dengan partner ibu, kecuali jika situasi telah darurat. Banyak pilihan non medis yang dapat ibu coba terlebih dahulu. Misalnya, jika proses bersalin dinyatakan melambat, sebelum pitocin, ibu dapat meminta untuk melahirkan sambil mandi atau menggunakan bola untuk melahirkan (birthing ball) agar membantu mempercepat proses.






Sabtu, 19 Oktober 2013

Tahap Proses Bersalin

Proses bersalin terdiri dari 4 tahap. Selama tahap 1, kontraksi akan membuat serviks melebar untuk persiapan jalan lahir bayi hingga dilasi 10 cm (bukaan 10). Tahap pertama ini terdiri dari 3 fase, yaitu awal, aktif, dan transisi. Sebagian besar wanita pada fase awal, yaitu ketika dilasi 1 cm hingga 3 cm, merupakan fase terlama, kemudian proses bersalin (labor) akan menjadi jauh lebih cepat ketika bukaan telah mencapai 5 cm. Fase transisi menandai akhir dari tahap 1 dan masuk ke tahap 2. Begitu ibu sudah mencapai bukaan 10 dan effaced secara penuh, masuk ke tahap 2 yaitu proses mendorong bayi. Tahap 3 yaitu pengeluaran plasenta: dalam waktu 30 menit sejak bayi lahir, plasenta akan terlepas dari dinding rahim dan mengalir keluar.

Tahap 4 dari proses bersalin terjadi hingga beberapa jam setelah kelahiran, yaitu ketika ibu dan bayi memasuki masa stabil. Saat ini plasenta terus keluar hingga rahim mulai kembali ke posisi sebelum hamil. Perawat akan secara teratur memeriksa rahim ibu memastikan rahim mengecil.

Berikut penjelasan untuk masing-masing tahap bersalin agar ibu dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan ketika telah tiba waktunya:

Tahap 1
Awal: Bukaan (dilasi) serviks: 1 cm hingga 3 cm
Saran untuk ibu:
  • Banyak bergerak
  • Jalan
  • Sering berganti posisi
  • Posisi badan tegak lurus
  • Usahakan agar perut ibu tetap terisi
  • Sering minum air putih
Saran untuk partner atau suami
  • Membantu menghitung kontraksi
  • Memastikan tas dan perlengkapan untuk ke rumah sakit sudah siap
  • Menenangkan ibu agar lebih rileks
  • Menelpon rumah sakit atau bidan, tapi tetap bersiap jika ibu dibutuhkan untuk bicara langsung

Aktif: Bukaan (dilasi) 4 cm hingga 8 cm
Saran untuk ibu:
  • Segera berangkat ke rumah sakit
  • Mulai menerapkan teknik pernafasan
  • Praktekkan teknik relaksasi
  • Gunakan bola untuk melahirkan
  • Duduk di kursi goyang
  • Berjalan
  • Sering berganti posisi
  • Mandi atau berendam dengan air hangat
  • Minum sedikit-sedikit
  • Ibu dapat melakukan gerakan squat, atau menari pelan pada fase ini
Saran untuk suami atau partner:
  • Membantu ibu baik secara fisik maupun emosi
  • Berikan pijatan
  • Kurangi gangguan di sekitar ibu (misal telepon genggam atau TV)
  • Berikan ibu dukungan dan bantu untuk meyakinkan 
Transisi: Bukaan (dilasi 8cm hingga 10cm)
Saran untuk ibu:
  • Istirahat di antara kontraksi
  • Gunakan es batu untuk mengurangi sakit kontraksi
  • Ingat bahwa fase transisi akan berlalu dengan cepat
Saran untuk suami atau partner:
  • Bantu ibu untuk fokus
  • Bantu ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman
  • Beri dukungan
Fase transisi umumnya merupakan fase yang paling berat, namun juga paling cepat. Sakit yang dirasakan ibu bisa membuat badan ibu bergetar, namun ingat bahwa fase ini akan berlangsung dengan sangat cepat. Fokus pada bayi yang akan segera ibu peluk. Sering bergerak akan membantu ibu untuk mengatasi rasa sakit pada waktu-waktu ini, dan membantu melebarkan jalan lahir ibu.

Berikut macam-macam posisi yang bisa ibu coba selama tahap 1:
berdiri dengan bantuan kursi

Berdiri memegang perut bawah

duduk diatas bola melahirkan

duduk tegak

jongkok

posisi merangkak

tidur menyamping

Tahap 2 (Melahirkan)

Tahap 2 atau biasa juga disebut tahap mendorong, dimulai ketika bukaan pelvis telah mencapai 10 cm, effaced secara penuh, dan posisi bayi telah menempel di jalur lahir. Kontraksi yang ibu rasakan pada tahap ini akan berbeda dengan sebelumnya. Ketika kontraksi dimulai, ibu akan merasakan keinginan yang kuat untuk mendorong, di antara kontraksi ibu akan merasa relatif lebih nyaman, karena pada tahap ini tubuh melepaskan hormon endorfin. Hormon endorfin akan membantu tubuh menjadi lebih rileks.

Posisi bayi pada pelvis sangat menentukan kapan ibu boleh mendorong pada fase ini. Merubah posisi menjadi lebih tegak dapat membuat keinginan mendorong lebih kuat. Jika ibu mengalami back labor dimana sakit kontraksi terasa pada punggung bagian bawah, usahakan berganti posisi seperti berbaring menyamping, posisi merangkak, atau berdiri. Percaya atau tidak, banyak ibu tiba-tiba menjadi bersemangat pada fase ini karena kelahiran bayi sudah sangat dekat.

Jika ibu menggunakan pengobatan anti sakit atau anestesi, ibu tidak akan merasakan keinginan untuk mendorong pada fase ini. Dokter, perawat atau bidan akan memberitahu kapan dan berapa lama ibu harus mendorong. Jangan khawatir, ibu akan mengetahui caranya dengan cepat pada saat itu.

Kelahiran sudah di depan mata ketika kepala bayi sudah 'crowns' yang artinya bagian puncak kepala sudah jauh melalui jalan lahir dan terus keluar seiring gerakan mendorong. Ibu akan merasakan rasa tersengat atau sensasi terbakar karena adanya peregangan otot di sekeliling kepala bayi. Namun hal ini tidak akan lama. Para petugas kesehatan akan meminta ibu untuk terus mendorong sambil menjaga perineum ibu hingga kepala bayi keluar, diikuti bahu, dan seluruh tubuhnya. Bayi biasanya akan diletakkan di dada ibu hingga proses kelahiran selesai. Tali pusat akan segera digunting baik oleh partner atau petugas kesehatan.

Untuk tindakan yang biasa dilakukan pada proses bersalin dapat dilihat di bagian pengobatan sakit selama bersalin dan intervensi medis selama bersalin

















Pengobatan Sakit (Pain Medication) Selama Bersalin

Ibu dapat memilih untuk menggunakan obat penawar sakit atau tidak selama proses bersalin. Setiap wanita wanita akan mengalami pengalaman bersalin yang berbeda-beda, unik. Situasi apapun dapat terjadi terjadi ketika bersalin, tidak dapat diprediksi. Posisi bayi, bukaan (dilation), effacement, intensitas dan lamanya proses bersalin merupakan situasi yang akan menentukan keputusan ibu dan suami atau partner dalam memilih pengobatan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Daya tahan dan persepsi masing-masing ibu terhadap sakit bersalin berbeda-beda.

Ada wanita yang sudah mewanti-wanti pihak rumah sakit untuk segera memberikan epidural begitu masuk ke ruang bersalin di rumah sakit karena takut dengan rasa sakit yang akan dirasakan. Namun setelah diberikan penjelasan oleh perawat bahwa tubuh ibu secara alami telah dirancang untuk dapat menahan rasa sakit ketika melahirkan. Selain itu terdapat teknik-teknik untuk mengurangi rasa sakit selama bersalin. Oleh karena ia datang ke rumah sakit ketika sudah posisi bukaan 7, proses bersalin menjadi lebih cepat. Ia mencoba mandi air hangat untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan begitu selesai ibu tersebut sudah hampir bukaan 10. Beberapa saat kemudian ia melahirkan anak kembar, dan ternyata ia bisa melewati semua proses tanpa menggunakan pengobatan apapun.

Dalam kasus tersebut, ibu tersebut begitu bersikeras untuk menggunakan epidural sebelum bersalin, namun kemudian ia menemui situasi dimana ia merasa dapat menghadapi sakit yang dialami. Nah, jika ibu justru mengalami sebaliknya, tersedia beberapa pilihan pengobatan.

Jenis pengobatan yang ibu terima tergantung pada tahap apa ibu berada. Pengobatan di awal akan memberikan efek yang berbeda dibandingkan dengan pengobatan yang diberikan di akhir proses bersalin. Perlu diketahui, pengobatan di awal bersalin tidak dianjurkan. Ibu perlu mengetahui jenis-jenis pengobatan bersalin agar nanti ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan tersebut, ibu tidak bingung dalam memutuskan yang terbaik.

Secara umum, terdapat 2 jenis pengobatan selama bersalin, yaitu anestesi sistemik dan regional. Pengobatan sistemik dapat diberikan melalui obat minum atau suntikan injeksi pada otot sehingga obat dapat masuk ke aliran darah. Oleh karena jenis ini diserap masuk ke aliran darah, maka akan mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk mempengaruhi bayi meskipun hanya sedikit.

Anestesi regional digunakan untuk membuat kebal spesifik ke suatu area tubuh, biasaya kaki, perut, dada bagian bawah, melahirkan normal, dan Caesar. Yang termasuk ke dalam pengobatan anestesi regional yaitu epidural, spinal, kombinasi spinal-epidural, dan semua yang disuntikkan ke dalam saluran spinal (tulang belakang) untuk mengurangi sensasi sakit. Suntikan atau injeksi pada spinal memiliki efek yang langsung terasa dibandingkan epidural karena langsung disuntikkan ke dalam kantung saluran cairan (fluid sac) spinal, sementara epidural disuntikkan ke area di sekitar fluid sac.

Berikut pilihan pengobatan selama persalinan:

Tahap 1:

1. Obat tidur atau Sleeping aid (Seconal, Ambien)
Metode Pengobatan: Biasanya dengan diminum, tapi bisa juga dengan injeksi melalui otot atau IM (into muscle), atau injeksi melalui saluran darah atau IV (into Vein)
Durasi efek: 4-6 jam
Efek terhadap ibu: Memberikan rasa nyaman sehingga ibu dapat beristirahat dan tidur pada saat tahap awal bersalin. Selain itu juga dapat menyebabkan ibu menjadi lelah dan sangat mengantuk, bahkan mual.
Efek terhadap bayi: Bayi akan sedikit terpengaruh jika diberikan di awal tahap bersalin, namun jika diberikan pada tahap akhir bersalin, bayi dapat menjadi mengantuk dan bisa mengalami depresi pernafasan (kesulitan bernafas).

2. Narkotika atau Narcotic (Nubain atau pengobatan sejenis seperti Stadol, Fentanyl, Demerol, atau morfin, tergantung pilihan rumah sakit)
Metode pengobatan: IM atau IV
Durasi efek: 3-6 jam
Efek terhadap ibu: Membantu mengatasi sakit selama kontraksi hebat, dapat membuat ibu lebih rileks dan mengantuk. Untuk beberapa kasus menyebabkan mual, muntah atau bahkan disorientasi. Beberapa wanita dapat mengalami penurunan tekanan darah (hypotension).
Efek terhadap bayi: Sangat sedikit, namun beberapa bayi dapat mengalami depresi pernafasan (kesulitan bernafas) dan menjadi sangat mengantuk jika pengobatan diberikan 3-4 jam sebelum lahir.

3. Epidural
Metode pengobatan: Diberikan ketika tahap bersalin aktif (active labor) pada ibu dalam posisi tiduran di satu sisi atau duduk. Punggung bagian bawah dibersihkan dengan cairan antiseptik, anestesi lokal dosis rendah diberikan untuk memberikan efek kebal di area yang akan di-epidural. Setelah itu baru diberikan epidural regional. Pengobatan ini menggunakan kateter yang ditusukkan dengan jarum ke area yang kebal, dibiarkan di area tersebut untuk persiapan jika dibutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Durasi efek: Oleh karena kateter terus dibiarkan di tubuh ibu, dan pengobatan infus diberikan secara kontinyu, penawar sakit ini akan terus terasa hingga akhir proses bersalin. Banyak rumah sakit saat ini memberikan anestesi epidural yang dilengkapi dengan suatu tombol yang dapat dikendalikan ibu (patient-controlled epidural anesthesia). Ibu dapat mengontrol berapa banyak epidural yang masuk ke tubuh sesuai kebutuhan.
Efek pada ibu: Sakit akibat kontraksi akan tidak terasa sama sekali oleh ibu karena area sakit telah dikebalkan. Ibu akan terus sadar selama proses bersalin. Untuk menghindari penurunan tekanan darah, ibu akan diberikan cairan dengan IV. Dengan pengobatan ini ibu tidak akan merasakan keinginan untuk buang air kecil, sehingga ibu akan diberikan urinary catheter (kateter urin) untuk mengosongkan kantung kemih ibu.
Efek terhadap bayi: Riset belum dapat disimpulkan, belum diketahui efek samping terhadap bayi.


Tahap 2 (Apabila Epidural belum diberikan)

Anestesi Lokal

Metode pengobatan: Injeksi ke perineum sebelum dilakukan episiotomi (pengguntingan antara vagina dan perineum untuk memperbesar jalan lahir bayi)
Durasi efek : 20-30 menit
Efek terhadap ibu: Vagina dan perineum menjadi kebal, tidak terasa sakit ketika dilakukan episiotomi atau saat digunakan forceps dan vacuum ketika proses pengeluaran bayi. Ibu dapat membaca lebih lanjut mengenai episiotomi, forceps dan vacuum pada artikel intervensi medis pada proses bersalin.
Efek terhadap bayi: tidak ada


Rabu, 16 Oktober 2013

Bagaimana Cara Mengetahui Bayi telah Mendapatkan Cukup Air Susu Ibu (ASI)

Kebanyakan bayi akan mengalami penurunan berat badan pada beberapa hari setelah lahir. Dokter akan memeriksa berat bayi pada saat kunjungan pertama ibu ke rumah sakit sejak melahirkan. Pastikan ibu memeriksakan bayi pada 3-5 hari setelah bayi lahir, kemudian periksakan lagi pada saat bayi sudah berumur 2-3 minggu untuk checkup.

Tanda bayi mendapatkan cukup ASI yaitu jika bayi terus mengalami peningkatan berat badan setelah berusia 1 minggu. Sejak lahir hingga berusia 3 bulan, peningkatan berat badan biasanya 18 gram hingga 28 gram per hari.

Beberapa hal lain yang menandakan bayi mendapatkan susu yang cukup yaitu:
  • Pipis bayi berwarna kuning pucat atau lebih terang, tidak berwarna kuning gelap atau oranye
  • Buang air besar (BAB) bayi cukup (perhatikan tabel dibawah)
  • Bayi terus mengalami pergantian antara tidur dan terjaga
  • Bayi terlihat puas dan tenang setelah mendapatkan ASI
  • Payudara ibu terasa lebih lembut setelah menyusui
Konsultasikan pada dokter jika ibu mengalami kekhawatiran bayi tidak mendapat cukup ASI.

Tabel minimum diaper (popok) basah dan BAB pada minggu pertama sejak bayi lahir


Usia Bayi
Popok basah
BAB
Warna dan tekstur BAB
1 hari
1
1 (dlm 8 jam pertama)
hitam, kental, lembek
2 hari
2
3
hitam, kental, lembek
3 hari
5-6
3
Hijau atau kekuningan lembek (warna berganti)
4 hari
6
3
Kuning, lunak, berair
5 hari
6
3
Kuning, lunak, berbutir
6 hari
6
3
Kuning, lunak, berbutir
7 hari
6
3
Kuning, lunak, berbutir (jumlah lebih banyak)


Berapakah jumlah nutrisi atau asupan makanan yang dibutuhkan bayi?

Perut bayi yang baru lahir berukuran sangat kecil, terutama pada hari-hari pertama. Pada saat baru lahir perut bayi seukuran biji kemiri, kemudian hingga 1 minggu berubah menjadi seukuran biji kenari. Bayi yang diberikan ASI eksklusif, pada usia 1 hingga 6 bulan membutuhkan 540 ml hingga 850 ml sehari. Jika dalam sehari ibu menyusui sebanyak 8 kali, maka setiap sesi menyusui bayi  akan mengkonsumsi sekitar 90 ml setiap kali menyusui. Bayi pada usia lebih besar akan mengkonsumsi lebih sedikit ASI setelah diperkenalkan makanan padat. Tapi hal ini dapat berbeda diantara bayi.