Powered By Blogger

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pengobatan Sakit (Pain Medication) Selama Bersalin

Ibu dapat memilih untuk menggunakan obat penawar sakit atau tidak selama proses bersalin. Setiap wanita wanita akan mengalami pengalaman bersalin yang berbeda-beda, unik. Situasi apapun dapat terjadi terjadi ketika bersalin, tidak dapat diprediksi. Posisi bayi, bukaan (dilation), effacement, intensitas dan lamanya proses bersalin merupakan situasi yang akan menentukan keputusan ibu dan suami atau partner dalam memilih pengobatan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Daya tahan dan persepsi masing-masing ibu terhadap sakit bersalin berbeda-beda.

Ada wanita yang sudah mewanti-wanti pihak rumah sakit untuk segera memberikan epidural begitu masuk ke ruang bersalin di rumah sakit karena takut dengan rasa sakit yang akan dirasakan. Namun setelah diberikan penjelasan oleh perawat bahwa tubuh ibu secara alami telah dirancang untuk dapat menahan rasa sakit ketika melahirkan. Selain itu terdapat teknik-teknik untuk mengurangi rasa sakit selama bersalin. Oleh karena ia datang ke rumah sakit ketika sudah posisi bukaan 7, proses bersalin menjadi lebih cepat. Ia mencoba mandi air hangat untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan begitu selesai ibu tersebut sudah hampir bukaan 10. Beberapa saat kemudian ia melahirkan anak kembar, dan ternyata ia bisa melewati semua proses tanpa menggunakan pengobatan apapun.

Dalam kasus tersebut, ibu tersebut begitu bersikeras untuk menggunakan epidural sebelum bersalin, namun kemudian ia menemui situasi dimana ia merasa dapat menghadapi sakit yang dialami. Nah, jika ibu justru mengalami sebaliknya, tersedia beberapa pilihan pengobatan.

Jenis pengobatan yang ibu terima tergantung pada tahap apa ibu berada. Pengobatan di awal akan memberikan efek yang berbeda dibandingkan dengan pengobatan yang diberikan di akhir proses bersalin. Perlu diketahui, pengobatan di awal bersalin tidak dianjurkan. Ibu perlu mengetahui jenis-jenis pengobatan bersalin agar nanti ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan tersebut, ibu tidak bingung dalam memutuskan yang terbaik.

Secara umum, terdapat 2 jenis pengobatan selama bersalin, yaitu anestesi sistemik dan regional. Pengobatan sistemik dapat diberikan melalui obat minum atau suntikan injeksi pada otot sehingga obat dapat masuk ke aliran darah. Oleh karena jenis ini diserap masuk ke aliran darah, maka akan mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk mempengaruhi bayi meskipun hanya sedikit.

Anestesi regional digunakan untuk membuat kebal spesifik ke suatu area tubuh, biasaya kaki, perut, dada bagian bawah, melahirkan normal, dan Caesar. Yang termasuk ke dalam pengobatan anestesi regional yaitu epidural, spinal, kombinasi spinal-epidural, dan semua yang disuntikkan ke dalam saluran spinal (tulang belakang) untuk mengurangi sensasi sakit. Suntikan atau injeksi pada spinal memiliki efek yang langsung terasa dibandingkan epidural karena langsung disuntikkan ke dalam kantung saluran cairan (fluid sac) spinal, sementara epidural disuntikkan ke area di sekitar fluid sac.

Berikut pilihan pengobatan selama persalinan:

Tahap 1:

1. Obat tidur atau Sleeping aid (Seconal, Ambien)
Metode Pengobatan: Biasanya dengan diminum, tapi bisa juga dengan injeksi melalui otot atau IM (into muscle), atau injeksi melalui saluran darah atau IV (into Vein)
Durasi efek: 4-6 jam
Efek terhadap ibu: Memberikan rasa nyaman sehingga ibu dapat beristirahat dan tidur pada saat tahap awal bersalin. Selain itu juga dapat menyebabkan ibu menjadi lelah dan sangat mengantuk, bahkan mual.
Efek terhadap bayi: Bayi akan sedikit terpengaruh jika diberikan di awal tahap bersalin, namun jika diberikan pada tahap akhir bersalin, bayi dapat menjadi mengantuk dan bisa mengalami depresi pernafasan (kesulitan bernafas).

2. Narkotika atau Narcotic (Nubain atau pengobatan sejenis seperti Stadol, Fentanyl, Demerol, atau morfin, tergantung pilihan rumah sakit)
Metode pengobatan: IM atau IV
Durasi efek: 3-6 jam
Efek terhadap ibu: Membantu mengatasi sakit selama kontraksi hebat, dapat membuat ibu lebih rileks dan mengantuk. Untuk beberapa kasus menyebabkan mual, muntah atau bahkan disorientasi. Beberapa wanita dapat mengalami penurunan tekanan darah (hypotension).
Efek terhadap bayi: Sangat sedikit, namun beberapa bayi dapat mengalami depresi pernafasan (kesulitan bernafas) dan menjadi sangat mengantuk jika pengobatan diberikan 3-4 jam sebelum lahir.

3. Epidural
Metode pengobatan: Diberikan ketika tahap bersalin aktif (active labor) pada ibu dalam posisi tiduran di satu sisi atau duduk. Punggung bagian bawah dibersihkan dengan cairan antiseptik, anestesi lokal dosis rendah diberikan untuk memberikan efek kebal di area yang akan di-epidural. Setelah itu baru diberikan epidural regional. Pengobatan ini menggunakan kateter yang ditusukkan dengan jarum ke area yang kebal, dibiarkan di area tersebut untuk persiapan jika dibutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Durasi efek: Oleh karena kateter terus dibiarkan di tubuh ibu, dan pengobatan infus diberikan secara kontinyu, penawar sakit ini akan terus terasa hingga akhir proses bersalin. Banyak rumah sakit saat ini memberikan anestesi epidural yang dilengkapi dengan suatu tombol yang dapat dikendalikan ibu (patient-controlled epidural anesthesia). Ibu dapat mengontrol berapa banyak epidural yang masuk ke tubuh sesuai kebutuhan.
Efek pada ibu: Sakit akibat kontraksi akan tidak terasa sama sekali oleh ibu karena area sakit telah dikebalkan. Ibu akan terus sadar selama proses bersalin. Untuk menghindari penurunan tekanan darah, ibu akan diberikan cairan dengan IV. Dengan pengobatan ini ibu tidak akan merasakan keinginan untuk buang air kecil, sehingga ibu akan diberikan urinary catheter (kateter urin) untuk mengosongkan kantung kemih ibu.
Efek terhadap bayi: Riset belum dapat disimpulkan, belum diketahui efek samping terhadap bayi.


Tahap 2 (Apabila Epidural belum diberikan)

Anestesi Lokal

Metode pengobatan: Injeksi ke perineum sebelum dilakukan episiotomi (pengguntingan antara vagina dan perineum untuk memperbesar jalan lahir bayi)
Durasi efek : 20-30 menit
Efek terhadap ibu: Vagina dan perineum menjadi kebal, tidak terasa sakit ketika dilakukan episiotomi atau saat digunakan forceps dan vacuum ketika proses pengeluaran bayi. Ibu dapat membaca lebih lanjut mengenai episiotomi, forceps dan vacuum pada artikel intervensi medis pada proses bersalin.
Efek terhadap bayi: tidak ada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar